Friday, February 21, 2014

Posisi Berdiri Yang Dilarang dan Yang Dianjurkan Dalam Islam

Berdiri yang dilarang dalam Islam
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa  suka  dihormati  manusia  dengan  bediri  , maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka .” (HR. Ahmad , hadist shahih)
Anas bin Malik berkata :“ Tak seorangpun yang lebih dicintai oleh para sahabat daripada Rasulullah Shalallahu  alaihi  wa  sallam .  Tetapi  , bila mereka melihat Rasulullah Shalallahu  alaihi  wa  sallam (hadir) , mereka tidak berdiri untuk beliau.  Sebab  mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut.” (HR. Tirmidzi , hadits shahih)

1.Hadits diatas mengandung penegertian , bahwa seorang muslim yang suka dihormati dengan berdiri, ketika ia masuk suatu majlis , maka ia menghadapi ancaman masuk Neraka.
Sebab  para  shahabat  Radhiallahu  anhum  yang  sangat cintainya kepada Rasulullah  Shalallahu  alaihi  wa  sallam  saja  ,  bila mereka melihat Rasulullah  Shalallahu  alaihi  wa  sallam masuk ke dalam suatu majlis , mereka  tidak  berdiri  untuk  beliau  .  Karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam tidak suka demikian.

2.Orang-orang biasa berdiri untuk menghormati sebagian mereka. Apalagi jika seorang Syaikh (tuan guru) masuk untuk memberikan pelajaran , atau untuk memimpin zirah ketempat-tempat tertentu . Juga jika bapak guru masuk ke ruang kelas , anak-anak segera berdiri untuk menghormatinya . Anak yang tidak mau berdiri akan dikatakan sebagai tidak beradab, dan tidak hormat kepada guru.

Diamnya  syaikh dan bapak guru terhadap penghormatan dengan berdiri itu, atau  peringatan terhadap anak yang tidak mau berdiri menunjukkan syaikh atau baapak guru senang dihormati dengan berdiri. Dan itu bearti ?sesuai dengan nash hadits diatas- mereka menghadapi ancaman masuk neraka.

Jika  keduanya tidak suka penghormatan dengan berdiri , atau membencinya ,  tentu  akan  memberitahukan  hal  tersebut  kepada  para anak didik .  Selanjutnya  meminta  agar  mereka  tidak lagi berdiri setelah itu. Lalu menjelaskan  hal  tersebut   dengan  menguraikan  hadits-hadits  tentang larangan penghormatan dengan berdiri.

Membiasakan  berdiri  untuk menghormati orang alim atau orang yang masuk dalam  suatu  majlis , akan melahirkan dihatai keduanya kesenangan untuk dihormati  dengan cara berdiri. Bahkan jika seseorang tidak berdiri , ia akan  merasa  gelisah  .  Orang-orang  yang berdiri itu menjadi penolong setan  dalam  hal senang penghormatan dengan caa berdiri bagi orang yang hadir. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Janganlah  kalian  menjadi  penolong  setan  atas  saudaramu”  (HR.Bukhary)

3.Banyak orang mengatakan , kami berdiri kepada bapak guru atau syaikh hanyalah sekadar menghormati ilmunya .Kita  bertanya  , apakah kalian meragukan keilmuan Rasulullah Shalallahu alaihi  wa  sallam  dan  adab para shahabat keada beliau, meski demikian mereka  tetap tidak berdiri untuk Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.

Islam  tidak  mengajarkan  penghormatan  dengan  berdiri.  Tetapi dengan keta’atan dan mematuhi perintah , menyampaikan salam dan saling berjabat tangan.  Karenanya , sungguh tak berarti apa yang disenandungkan penyair Syauqi :
“Berdirilah untuk sang guru,..penuhilah penghormatan untuknya Hampir saja seorang guru itu menjadi seorang rasul (mulia).Sebab  syair  tersebut  bertentangan  dengan sabda Rasulullah Shalallahu alaihi   wa  sallam  yang  membenci  berdiri  untuk  menghormat.  Bahkan mengancam orang yang menggemari hal tersebut dengan masuk neraka.

4.Sering kita jumpai dalam suatu pertemuan , jika orang kaya masuk, semua berdiri . Tetapi giliran orang miskin yang masuk, tak seorangpun berdiri menghormat. Perlakuan tersebut akan menumbuhkan sifat dengki dihati orang miskin terhadap orang kaya dan para hadirin yang lainnya. Akhirnya antarumat Islam saling membenci . Sesuatu yang amat dilarang dalam Islam. Musababnya , berdiri untuk menghormati. Padahal orang mskin yang tidak dihOrmati dengan berdiri itu , bisa jadi dalam pandangan Allah lebih mulia dari orang kaya yang dihormati dengan bediri.Sebab Allah berfirman “Sesungguhnya  orang  yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling bertaka diantara kamu.” (al Hujurat: 13)

5.Mungki ada yang berkata :” jika kita tidak berdiri untuk orang yang masuk majlis , mungkin dalam hatinya terbetik sesuatu prasangka kepada kita yang duduk.” Kita  menjawab:”  Kita  menjelaskan  keada  orang  yang datang itu , bahwa kecintaan  kita padanya terletak di hati. Dan kita meneladani Rasulullah Shalallahu  alaihi wa sallam yang membenci berdiri dengan penghormatan .  Juga meneladani shahabat yang tidak berdiri untuk beliau .Dan kita tidak menghendaki orang yang datang itu masuk neraka.”

6.Terkadang kita mendengar dari sebagian masyayikh (para tuan guru) menerangkan bahwa , Hasan ,penyair Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah menyenandungkan syair : “Berdiri untuk menghormatiku adalah wajib.” Ini  adalah  tidak  benar  .  Dalam hal ini , alangkah indahnya apa yang disenandungkan oleh murid Ibn Baththah al Hambali , ia bersyair : “Jika benar nurani kita , cukuplah. Kenapa badan harus berpayah-payah ? Jangan bebani saudaramu , saat bertemu Dengan menghalalkan apa yang diharamkan untukmu Setiap kita percaya , terhadap kecintaan murni saudaranya Maka , karena dan atas dasar apa , kita menjadi gelisah
Kitab Firqotun Najiyah ; Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Pasal 39

BERDIRI YANG DIANJURKAN 
Banyak  hadits  shahih  ,  dan  perilaku  para  shahabat  yang  menunjukkan dibolehkannya  berdiri  untuk  menyambut  orang  yang yang datang. Diantara hadits-hadits tersebut adalah

1.“Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam berdiri menyambut puterinya Fathimah, jika ia datang menghadap kepada beliau. Sebaliknya , Fathimah juga berdiri menyambut ayahandanya , Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam jika beliau datang. Berdiri seperti ini dibolehkan dan dianjurkan. Karena ia adalah berdiri untuk menyambut tamu dan memuliakannya. Bahkan hal itu merupakan perwujudan dari sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam :“Barangsiapa  beriman  kepada  Allah  dan  hari  akhir  ,  hendaknya  ia memuliakan tamunya.” (mutafaq alaihi)

2.Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Berdirilah   (qaumu   ilaa   ~   untuk  memberi  pertolongan)  pemimpin kalian.”(mutafaq alaihi) Dalam riwayat lain:”Kemudian turunkanlah (hadits hasan). Latar  belakang hadits diatas adalah sehubungan dengan Sa’ad Radhiallahu anhu  , pemimpin para shahabat Anshar yang terluka.Dalam kondisi seperti itu  , Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam memintanya agar ia memberi putusan  hukum  dalam  pekara  orang  Yahudi. Maka Sa’ad pun mengendarai himar  (keledai).  Ketika sampai ditujuan , Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam berkata kepada orang-orang Anshar :
“Berdirilah  (qaumu  ilaa  sayyidikum~ untuk memberi pertolongan) kepada pemimpin kalian dan turunkanlah.”

Berdiri  dalam  situasi  seperti  itu  adalah  dianjurkan . Karena untuk menolong  Sa’ad  , pemimpin para Anshar yang terluka turun dari punggung keledai, sehingga tidak terjatuh. Adapun Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam  ,  beliau  tidak berdiri. Demikian pula dengan sebagian sahabat yang lain.

3. Diriwayatkan , pada suatu waktu , shahabat Ka’ab bin Malik masuk mesjid . Para shahabat lainnya sedang duduk . demi melihat Ka’ab , Thalhah beranjak berdiri dan berlari kecil untuk memberi khabar gembira dengan diterimanya taubat Ka’ab  - setelah hal itu didengarnya dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam- karena ia tidak ikut berjihad.
Berdiri  seperti  ini adalah diperbolehkan , karena untuk memberi khabar gembira   kada   orang   yang tengah   dirundung  duka.  Yakni  dengan mengkhabarkan telah diterimanya taubatnya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala

4.Berdiri kepada orang yang datang dari perjalanan jauh untuk menyambutnya dengan pelukan.
5. Hadits-hadist diatas memakai lafadz : ila fathimah , ila tholhah, ila sayyidikum. Lafadz  itu  menunjukkan  diperbolehkan  berdiri.  Berbeda halnya dengan hadits-hadits  yang  melarang  berdiri.  Hadits-hadits  itu  menggunakan lafadz “lahu”

Perbedaan makna antara dua lafadz itu sangat besar sekali
Qooma  ilaihi  berarti  :  segera  berdiri  untuk  menolong  / menyambut memuliakan.
Seadangkan  Qooma  lahu  berarti  :  berdiri  di  tempat  untuk  memberi penghormatan.

Untuk membedakan penghormatan yang diperbolehkan dan yang  dilarang  adalah  :  
~ tidak sekedar berdiri di tempat, tetapi  segera beranjak menyambut orang yang datang tersebut, baik untuk memberi  pertolongan  ,  memuliakannya  ,memberi  khabar  gembira , atau melepaskan rasa rindu dengan memeluknya.

~ hanya berdiri tegak , dan tidak beranjak dari tempat,   dilakukan   demi   memberi   penghormatan  kepada  orang  yang datang.(pen)
Kitab Firqotun Najiyah ; Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Pasal 40
( sumber : )

0 comments:

Post a Comment